Assalamu'alaikum.. Annyeong Haseo..!! Welcome to My Blog.. Jeoneun Aulia Imnida.. Aku hanyalah seorang gadis biasa. yah, gadis biasa! biasa gak nangis, biasa gak marah, biasa gak makan, biasa gak mandi, dan masih banyak biasa-biasa lainnya! haha

Sabtu, 01 Agustus 2015

sampai menutup mata *part 2*

Karya Inggrid Widya

Hai kamu kamu semua :) . cerita gue aku balik lagi nih. maaf kalo ceritanya gaje, ga ngefeel. Sekali lagi gue bilang, ini tahap belajar! hehe. Makasih yang udah respect di part sebelumnya. Makasih juga yang dah nge-like tapi gue butuh saran kalian buat cerita selanjutnya :)

Happy reading^^

"Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi"

pagi itu terlihat Indra tengah sibuk didalam kamarnya dengan semua barang dan perlengkapan yang dia akan bawa, pakaian dan semua surat-surat pentingnya sudah tersimpan rapi dalam koper. Dia mengecek satu persatu laci lemarinya untuk memastikan tidak ada lagi yang ketinggalan. Namun sesibuk-sibuknya dia, sesekali dia melihat ponselnya yang sedari tadi belum ada tanda-tanda pesan masuk. Dia menghela nafas lalu kemudian memutuskan keluar kamar dan beristrahat karena dia merasa sangat kelelahan.

***
Sementara diseberang sana,terlihat Uli tengah duduk di bibir tempat tidurnya yang hanya memandang kedepan sedang kedua  tangannya menggenggam ponselnya. Mata Uli sembab karena ternyata semalaman dia menangis dan sampai saat ini pun air mata itu masih mengalir di pipinya. Hanya suara isakan tangis yang memenuhi kamarnya pagi itu. Tak lama ponsel Uli bordering pertanda ada pesan masuk, sepersekian detik kemudian Uli beralih melihat ponselnya dan ternyata sudah ada  4 pesan yang belum di bacanya dan pesan itu semua dari Indra

Pesan 1
::From Indra
Sebentar aku berangkat jam 13.00. kamu ga mau ngantarin aku?

Pesan 2
::From Indra
Kamu marah yah sama aku?

Pesan 3
::From Indra
Uli L . jawab aku. Kamu marah sama aku? Please jawab aku. Jangan diamin aku

Pesan 4
::From Indra
 Maaf udah nyakitin kamu, maaf udah buatmu nangis , maaf karena keegoisanku membuatmu seperti ini, aku juga rasa apa yang kamu rasa. Aku tau itu sakit, maaf ! tapi  jangan diamin aku seperti ini, aku ga bisa, please jawab aku. Jam 13.00 aku berangkat. Aku hanya ingin melihat senyummu untuk terakhir kalinya, aku harap kamu datang. Jaga dirimu, jaga mata dan hatimu untukku. I love you Uli :*

setelah Uli membaca semua pesan dari Indra, air matanya kembali mengalir membasahi pipinya

“I love you too Ndra hiks. Maafin aku Ndra. Aku hanya belum siap tanpa kamu”. Isak Uli lalu kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan kedua kakinya ditekuk. Dia masih tetap saja tidak membalas pesan Indra

***

Indra yang tengah duduk dikursi ruang keluarga terlihat sangat lemas, wajahnya pucat, dia menyandarkan kepalanya disandaran sofa dan menutup matanya. Ayah Indra yang melihat anaknya seperti itu segera menghampirinya dan duduk  disampingnya lalu meletakkan punggung tangan kanannya di jidat Indra.

“kamu sakit nak?” Tanya ayah Indra

“eh papa, ga kok pah”. Dusta Indra yang terbangun kaget

“jangan bohong,mukamu pucat”.

“mungkin aku hanya kecapean pah”. Jawab Indra halus

“minum obat gih, terus istrahat”. Ucap ayah Indra. Indra hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan ayahnya yang masih duduk.

“Indra !”. panggil ayah Indra. Indra membalikkan badannya kearah ayahnya.

“kamu masih mau tetap berangkat sebentar? Jangan pergi kalau kamu masih sakit”. Tanya ayah Indra dengan nada khawatir

“iya pah, aku sehat pah, papa ga usah khawatir” jawab Indra sambil senyum tipis kepada ayahnya. Lalu lanjut berjalan melewati anak tangga karena kamar Indra berada di lantai dua rumahnya

Di kamar Indra duduk dibalkon kamarnya dengan gitar yang dipangkunya sambil memetik senar gitarnya.

Jreeng…

Saat nanti kita tak bisa
Saling menyentuh memandang wajahmu
Kuatlah sayang karena mereka
Berusaha menjauhkan kita
Ku kan selalu mencintaimu
Takkan ku bohongi hati ini
Hanya kamu yang aku mau
Cuma kamu yang ku ridukan
Saat kau tak disini..
Hanya kamu yang aku mau
Cuma kamu yang ku rindukan
Saat kau tak disini

Di ujung lagu Indra menghela nafas yang panjang sambil menatap kedepan tanpa arti. Tatapan kosong tepatnya ! mata Indra memerah, dadanya terasa sesak. Pikirannya melayang layang.

 “Indra”. Teriak seorang perempuan dari luar kamar yang menyadarkan Indra dari lamunannya.

“iya”. Jawab Indra yang kemudian berjalan membukakan pintu kamarnya dengan gitar yang ditentengnya

Ceklek..

“mama?.. masuk mah”. Sambungnya

“kata papa kamu sakit nak? Tanya Ibu Indra

“ga mah. Indra sehat kok, nih liat” jawab Indra sambil mengepalkan tangannya lalu menekukkannya. Ibu Indra hanya terkekeh melihat anaknya

“ya sudah. Kamu mandi sana biar segar, sekalian juga siap siap ntar kita ketinggalan pesawat lagi. Mama juga mau siap siap”. Perintah Ibu Indra yang
hanya mendapat anggukan dari anaknya. Ibu Indra berlalu meninggalkan Indra.

***

Setelah semua selesai, terlihat di luar rumah Indra sibuk dengan semua barang bawaannya, dia menyusun kopernya di bagasi mobil.

“huaa selesai” gumam Indra sambil menepukkan tangannya naik turun.

“kali ini aku benar benar meninggalkan mu sayang, maafin aku”. Lirih Indra dalam hati yang hanya diam mematung di depan bagasi mobilnya.

“Indra..” teriakan itu lagi lagi membuyarkan lamunannya. Indra langsung membalikkan wajahnya kearah suara yang memanggilnya

“iya pah? Kenapa?. Tanya Indra lalu kemudian berlari kecil mendekati ayahnya.

“jawab papa, kamu benar benar siap dengan semua keputusanmu? Kamu lagi sakit nak. Masih banyak waktu jika kamu ingin melanjutkan studymu tapi bukan sekarang. Kesehatanmu yang terpenting saat ini”. Ayah Indra

“papa tenang aja, aku siap pah dengan semua keputusanku, Tuhan bersamaku, dia masih menjagaku, papa ga usah khawatir. Satu lagi pah, aku baik baik aja”. Gumam Indra seraya meyakinkan ayahnya.

“baiklah kalau itu keputusanmu. Kalau tiba di sana jaga kesehatanmu dan buat papa bangga sama kamu, papa selalu support kamu”. kata ayah Indra yang menepuk bahu sebelah kiri anaknya.


“iya pah, aku akan buat papa bangga”. ucap Indra sambil mengangkat jempol kanannya. Ayah Indra tersenyum simpul kepada anaknya.

“mama kamu mana sih? Lama banget”. Tanya ayah Indra sambil melihat jam tangan yang di pakainya.

“kenapa pah? nyari -nyari mama, kangen yah?” goda Ibu Indra.

“bukan mah, ini sudah jam berapa coba, belum lagi jalan macet, eh malah mama masih aja santai didalam” jawab ayah Indra to the point

“yah papa, gitu aja marah, mama juga mau pergi loh, awas aja kalau kangen”. Sahut Ibu Indra yang ngasal nyerocos. Indra dan ayahnya hanya terkekeh geli di buatnya. Duh enak yah jadi Indra punya orang tua yang baiknya luar biasa, terus bersahabat lagi sama anaknya. Irih gue. Hiks. Tunggu tunggu, Kalo itu orang tua Indra, berarti orang tua gue juga dong. Kan Indra saudara gue..hehe :D

“udah yuk kita berangkat”. Gumam ayah Indra langsung menuju mobilnya dan duduk di kursi pengemudi. Sedetik kemudian menyusul Ibu Indra duduk di samping Ayah Indra dan Indra sendiri duduk di belakang.

***

Masih keadaan seperti tadi, air mata Uli masih saja setia menemaninya. Air mata itu tidak juga berhenti. sakit, perih, ga enak, nyesek, ga ikhlas, mungkin itu yang  saat ini Uli rasakan. Uli tengah memandang foto seseorang di ponselnya, itu foto Indra.

“aku belum siap Ndra, aku belum siap tanpa kamu”. isak Uli yang membiarkan air matanya jatuh membasahi pipinya sambil memandang foto Indra. Sepersekian detik kemudian, lagi lagi ponsel Uli berdering pertanda pesan masuk.

::From Indra
Sekarang aku on the way bandara, kamu benar benar marah sama aku? Kamu ga mau lihat aku lagi? Ga mau ngasih kabar lagi ke aku? Kamu jahat, egois, ga pernah mau ngertiin aku, ini semua memang salahku tapi aku hanya butuh pengertian dari kamu, Cuma itu!. Aku ga sanggup kamu diamin kaya gini. Maafin aku.

Saat membaca pesan dari Indra, air mata Uli berlomba lomba keluar tapi kali ini dia berusaha menghapusnya. Lalu dengan cepat dia membalas pesan Indra

::To Indra
maafin aku Ndra, aku kayak gini karena aku belum siap, maaf kalau ga ngertiin kamu. aku memang egois Ndra, aku juga ga ngerti kenapa aku bersikap seperti ini ke kamu. mungkin aku hanya masih terlalu takut tanpa kamu Ndra tapi aku harus biasain itu.

::From Indra
Bukan kamu yang salah tapi aku, aku yang seharusnya minta maaf, tapi ku mohon jangan diamin aku seperti tadi. Sekarang aku sudah di bandara, aku tunggu kamu :* . love you IN

“love you too darl” gumam Uli tanpa membalas pesan dari Indra lagi, sekarang dia berada di depan cermin kamarnya, memandang wajahnya yang terlihat sangat kacau. Kantong matanya terlihat bengkak dan rambutnya yang acak acakkan.

“lo harus kuat Uli, lo pasti bisa, dia nungguin kamu disana, dan lo harus datang buat lihat dia pergi, pergi ninggalin lo!” gumam Uli yang menekankan kalimat terakhirnya. Kemudian Uli berlalu meninggalkan kamarnya.

***

Saat ini Indra dan kedua orang tuanya berada di curb bandara. Orang orang di sekeliling mereka terlihat sibuk. Tapi tidak dengan Indra, Indra justru terlihat aneh, matanya memandang fokus setiap sudut yang ada di bandara, dia terlihat mencari-cari sesuatu. Ibu Indra yang menyadari sikap anaknya seperti itu justru mengikuti tindakan Indra, tapi semakin lama Ibu Indra semakin penasaran

“nyari siapa sih nak?”.Tanya ibu Indra penasaran

“ga ada kok mah..hehe”. dusta Indra sambil menggaruk dahinya yang tidak gatal itu.

“oo. Kita check in sekarang?”. Ibu Indra

“emm. bentar lagi yah mah”. Gumam Indra memohon

“yaudah”. Bahas Ibu Indra yang hanya mendapat senyum simpul dari anaknya.

“mana sih kamu, kenapa belum datang juga, kamu memang udah ga niat lihat aku lagi”gumam Indra dalam hati sambil melihat jam tangan berwarna hitam yang dia pakai.

Sekitar 10 menit kemudian. Orang orang yang ada di bandara menuju loket check in, saat itu antrean tidak terlalu panjang. Indra dan ibunya juga bersiap siap, tapi sebelum check in, Indra pamit ke Ayahnya.

“pah, Indra pergi yah”. Kata Indra sambil mengulurkan tangannya ke Ayahnya.

“fokus ke sekolahmu nak. Yang paling penting jaga kesehatanmu”. Nasehat ayah Indra lalu membalas tangan anaknya. Indra langsung menaruh punggung tangan ayahnya di jidatnya.

“iya pah”. Balas Indra lalu memberi senyuman kepada Ayahnya. Lalu kemudian Ibu Indra juga berpamitan.

“yuk mah”. Ajak Indra lalu menarik kopernya berlalu meninggalkan Ayahnya. Ibu Indra hanya mengikut di samping anaknya.

“jaga kesehatan mu nak, kamu itu sakit, tapi keinginanmu terlalu tinggi, papa tidak bisa melarang, hanya doa yang papa bisa berikan”. batin ayah Indra yang melihat anaknya pergi.

***

Setelah check in. Indra dan ibunya duduk di boarding room, menunggu pesawat yang akan mereka tumpangi. Mata Indra masih saja mengerjap mencari seseorang yang sedari tadi belum juga di lihatnya. Lagi lagi Ibu Indra menyadari sikap anaknya itu

“nyari siapa sih kamu? kaya lagi nyari seseorang”. Kepo Ibu Indra

“ga ada mah, ga ada”. Dusta Indra. Namun percakapan mereka terhenti karena penumpang yang lain berdiri menuju pesawat. Saat melihat penumpang lain berlalu, Indra langsung menghela nafas panjang, lalu kemudian berjalan pula menuju pesawat, ibu Indra hanya mengikut

***

Sementara di luar sana ada sepasang mata yang mencari cari seseorang, itu Uli.

“kamu mana Ndra”. Ucap Uli dengan nada khawatir yang masih mencari cari Indra. Sepersekian detik kemudian Uli melihat Indra. Dia memanggil nama Indra dan entah disengaja atau mungkin karena kontak batin, Indra langsung menoleh kearah Uli padahal saat itu suasananya sangat ribut. Indra menghentikan langkahnya, diam mempatung memandang Uli dari kejauhan. Uli kemudian tersenyum memandang kekasihnya. Senyum palsu tepatnya ! Indra kemudian membalas senyum Uli lalu kemudian melambaikan tangannya dan melanjutkan langkahnya menuju pesawat. Uli melihat Indra berlalu meninggalkannya tidak mampu lagi untuk tersenyum, air mata yang sedari tadi dia tahan kini mengalir di pipinya.

“aku ga sanggup Ndra, aku ga siap, aku ga kuat, hiks”. Lirih Uli dengan air mata yang berlomba lomba keluar dari kelopak matanya.

Bersambung~

Bingung yah, kenapa ayah Indra selalu nyuruh Indra jaga kesehatannya? . jadi gini, Indra itu sebenarnya sakit tifus, dia itu kalau terlalu cape’ biasanya drop. Jadi orang tua Indra sangat khawatir sama keadaan Indra.

Tidak ada komentar: