Assalamu'alaikum.. Annyeong Haseo..!! Welcome to My Blog.. Jeoneun Aulia Imnida.. Aku hanyalah seorang gadis biasa. yah, gadis biasa! biasa gak nangis, biasa gak marah, biasa gak makan, biasa gak mandi, dan masih banyak biasa-biasa lainnya! haha

Selasa, 04 Agustus 2015

Single No Problem!!

Salah jika kamu berpikir aku pergi, karna tidak menyukaimu. | Karna aku benar - benar menyukaimu aku memilih untuk mundur.

Salah jika kamu berpikir aku mundur, karna tidak serius denganmu. | Karna aku benar - benar serius ingin bersamamu, aku memilih mendoakanmu selagi aku belum mampu menjadi pasangan halalmu.

Salah jika kamu berpikir doa saja tak cukup untuk bersatu. | Tahukah kamu? Selain ikhtiar, ada senjata yang kupunya yakni "doa". Dengan doa apa yang sulit menjadi mudah, yang berat menjadi ringan, dan yang tak mungkin menjadi mungkin.

Mungkin saat ini kamu kecewa. Karna aku lebih memilih menjauh darimu dan mendekat dengan-Nya.

Dan mungkin kamu berpikir aku hanya main-main. Datang di depanmu menghadirkan rasa rindu dan cinta.

Tapi seketika aku pergi tanpa ada rasa duka.

Yakinlah... Bukan inginku menjadikanmu resah dan kecewa.

Tapi sungguh aku lebih takut jika Allah kecewa.

Aku lebih resah bila takdir dari-Nya tidak berpihak pada kita.

Mungkin ... Dengan menjauh segalanya menjadi terasa dekat.

Dekat dalam doa.

Dan percayalah doa mampu mengubah segala yang tak mungkin menjadi mungkin.

Maka... Bersabarlah dalam doa.

Sabtu, 01 Agustus 2015

Sampai menutup mata *part 3*

Karya Inggrid Widya

Sebulan setelah perpisahan itu, perpisahan Uli dan Indra, perpisahan yang benar benar terakhir kalinya. Tidak akan ada lagi tatap muka di antara mereka, tidak akan ada lagi canda tawa mereka, tidak akan ada lagi kebersamaan mereka. Semuanya tinggal harapan, semua tinggal kenangan, semuanya berakhir !

***

terlihat seorang gadis tengah duduk dibawah pohon besar. Dia berada di taman tempat dimana Indra mengajaknya untuk terakhir kalinya. Dia Uli. Dia hanya memandang fokus kedepan, entah apa yang ada di benaknya pada saat itu, yang jelas dia terlihat sangat kacau dari biasanya, kedua kelopak matanya bengkak. Bahunya terlihat naik turun yang itu artinya dia sedang menangis. Sesekali isakannya terdengar. Tangisannya sangat pilu menyayat hati.

“AAAAAaaaaaRRrgggg” teriakan Uli sambil menjambak rambutnya sendri. Suaranya terdengar parau.

“kamu jahat Ndraa. Jaaahhaat ! Hiks. Mana janji mu Ndra.mana? hiks. Kamu ninggalin aku sendiri Ndra. Sendiri ! “. Teriak Uli lagi yang kini tangan kanannya menutup separuh dari wajahnya.

“aku sekarang ada di sini Ndra. Tempat dimana kamu buat janji ke aku.hiks.  Belum lama kamu buat janji sama aku tapi kamu malah pergi Ndra. Kamu bohong. Kamu pengecut. Buktikan semua janjimu Ndra. Buktikan. Hiks “ suara Uli terdengar bergetar. Kini dia bertekuk lutut dengan air mata yang semakin berlomba lomba keluar.

***

Di rumah Indra terlihat sangat sepi. Tidak ada aktifitas sama sekali. Rumah yang dulunya ramai, sekarang hanya ada isakan dari kedua orang tua Indra.

*flashback on*
Setiba di bandara, Indra dan Ibunya langsung menuju Hotel dan beristrahat.
Indra terlihat sangat kelelahan, dia merebahkan badannya di sofa kamar hotel itu, mukanya sangat pucat. Ibu Indra yang melihat keadaan anaknya seperti itu, segera mengambilkan obat dan menyuruh meminumnya.

“badanmu panas sekali nak. Kita ke rumah sakit yah” kata ibu Indra sambil meletakkan punggung tangannya di tengkuk Indra.

“ga usah mah, Indra ga papa”. Jawab Indra lemah

“kamu ini. Sudah keadaan seperti ini, masih saja bilang ga papa”. Balas ibu Indra dengan nada tinggi. Indra hanya diam tanpa membalas kata kata ibunya lagi.

***

Di rumah sakit Indra terlihat terbaring lemah di kamar inap bernomor 0810 (tanggal jadian mereka :p). Infuse di tangan sebelah kirinya telah terpasang dan itu membuat dia harus di rawat. Dokter tidak mengizinkannya banyak bergerak karena kondisi fisiknya saat itu sangat lemah. Indra sempat menolak untuk di rawat namun ibunya tidak mengikuti permintaan anaknya.

“gimana keadaan anak saya dok?”. Ibu Indra

“ibu berdoa saja, untung ibu membawanya cepat ke RS. Jangan biarkan dia kelelahan dan jangan buat dia berfikir banyak, permisi !”. ucap dokter itu kemudian menyusul para perawat yang telah berjalan lebih dulu. ibu Indra kemudian berdiri di samping Indra, mengelus lembut rambut Indra.

“mama sudah bilang nak, jangan paksa keadaan, kamu itu sakit”. Air mata ibu Indra menetes

“ma-aa-fin in-dra mah, ma-af u-dah bu-at ma-ma kha-wa-tir”. Indra terdengar sangat susah mengeluarkan suaranya. Ibu Indra hanya menangis mendengar penuturan anaknya.

“tuhan sembuhkan aku, beri aku kekuatan untuk semua ini. Aku tidak ingin membuat mama khawatir, aku tidak ingin melihat air mata mama. Maafin Indra mah, buat mama khawatir seperti ini”. Batin Indra

“kamu istrahat yah, jangan banyak gerak. Mama mau beritahu papa kamu”. Ibu Indra kemudian memasangkan selimut ke anaknya hingga menutupi sebagian dari badannya lalu kemudian berlalu meninggalkan Indra.

***

Berapa hari Indra di rawat di RS, bukannya membaik malah makin parah, Indra tidak sadarkan diri, dia di pindahkan di ruangan ICU.

“Indra kenapa pah. hiks?”. Ibu Indra menangis sedari tadi

“dia tidak kenapa kenapa mah, kita doakan saja yang terbaik untuk anak kita”.
Tak lama dokter yang memeriksa Indra keluar dari ruangan ICU bersama perawat yang memindahkan Indra dari ruang inap.

“dok anak saya gimana dok?”. Tanya ibu Indra yang kemudian menghapus air matanya.

“penyakitnya makin memburuk, Ibu Bapak berdoa saja semoga dia bisa melewati masa kritisnya, saya permisi”. Ucap dokter itu kemudian berlalu meninggalkan orang tua Indra.

“pah Indra pah, anak kita pah. Hiks”. Ucap Ibu Indra, air matanya jatuh sejadi jadinya. Ayah Indra tidak bisa berkata kata lagi, matanya memerah.

Di dalam ruangan ICU terlihat Indra yang telah di pasangkan ventilator untuk membantu pernapasannya, keadaannya sangat kritis.

“kamu bertahan nak, kamu harus kuat, lewati masa kritismu”. Ucap ayah Indra yang ternyata lebih dulu masuk di ruangan ICU karena hanya satu orang yang diperbolehkan masuk.

“papa ada di sini nak, bangun Ndra, buka matamu nak”. Lanjut ayah Indra sambil mengelus lembut rambut Indra dan ternyata ayah Indra meneteskan air matanya. Namun ayah Indra tidak berlama lama dalam ruangan itu, dia tidak bisa melihat anaknya dalam keadaan seperti itu. Giliran ibu Indra yang masuk melihat anaknya, dengan langkah yang terkatung katung ibu Indra mendekati anaknya. Tangisan Ibu Indra semakin pecah. Dia tidak bisa mengeluarkan kata kata. Isakannya sangat pilu.

“hiks.hiks.hiks.. Indra..Ndra..bangun nak. Jangan buat khawatir mama nak hiks”. Ibu Indra menggenggam tangan anaknya. Tak ada lagi suara lain selain isakan tangis ibu Indra di ruangan itu.

***

Sudah tiga hari Indra koma, kondisinya sangat memburuk.

“Ndra bangun nak, sadar nak. Kamu pasti bisa lewati ini semua, buka matamu nak. Hiks”. Suara ibu Indra sangat bergetar.

“Tuhan sadarkan anakku, hiks. Ayo bangun Ndra, buka matamu nak. Liat mama Ndra hiks”. Kata kata itu yang terus terucap di mulut ibu Indra. Dan entah kenapa setelah ibu Indra berbicara seperti itu, air mata Indra mengalir deras dipipinya. Ibu Indra yang menyadari itu langsung menghapus air mata Indra dikedua kelopak matanya.

“kamu dengar mama kan nak, ayo bangun Ndra. Bangun nak”

*flashback off*

“Ting-tong”

bel itu berbunyi memecah keheningan didalam rumah Indra.

“assalamualaikum”

“walaikumsalam” jawab Ibu Indra yang kemudian beranjak membukakan pintu rumahnya.

“uli? Masuk nak”. Uli hanya membalas senyuman lalu kemudian masuk dalam rumah Indra

“gimana kabar kamu nak? Maaf anak tante tidak bisa menjagamu lebih lama, maafkan anak tante pergi meninggalkanmu, sosok Indra tidak akan ada lagi. Tuhan lebih menyayanginya” semua penuturan ibu Indra, Uli cerna satu per satu yang membuat air mata Uli lagi dan lagi tumpah.

“biasanya jam segini Indra selalu duduk di teras luar sambil memainkan gitarnya, sekarang tidak ada lagi, tante rindu sama Indra. Tante rindu anak tante”

bukan hanya tante yang rindu indra, tapi saya juga tante, saya juga sangat rindu sosok Indra, laki laki yang selalu ada di saat saya butuh, laki laki yang buat saya lebih tegar menghadapi semua masalah, laki laki yang mensupport saya saat saya lelah. Saya rindu tan, saya rindu, saya rindu anak tante”. Batin Uli. Uli kini duduk tepat disamping Ibu Indra. Memegang lembut tangan ibu Indra dan berusaha meyakinkan kalau Indra sekarang berada ditempat yang jauh lebih indah.

“tante harus sabar, harus kuat, Indra disana tidak ingin melihat tante terus terusan seperti ini”. Ucap Uli yang terlihat menegarkan dirinya pula, meyakinkan dirinya kalau Indra tidak ingin melihatnya jauh lebih sakit dengan kepergiannya. Uli yang masih memegang tangan ibu Indra tidak sengaja menyentuh cincin yang ibu Indra pakai di jarinya.

“tan cincin itu?”. Spontan kata kata itu keluar dari mulut Uli.

“cincin ini dari jari Indra. Cincin ini terlepas di jarinya setelah dia tidak ada lagi. Dia memakainya sampai hembusan terakhirnya. Sewaktu dia sakit, tente sempat melepasnya pada saat dia tidur. Tapi dia terbangun dan langsung memakainya kembali. Dia tidak ingin melepas cincin itu. Dia sangat menjaga cinta mu nak. Bahkan sampai dia menutup mata”. Ucap Ibu Indra yang sedari tadi hanya menatap kedepan dengan air mata yang begitu banyak keluar.

“indraaaa”. Teriak kecil Uli dan air matanya pun lagi lagi keluar deras.

***

“tiga bulan lalu kamu yang mengatarku ke makam ayah dan sekarang aku harus berziarah di makam mu juga. Kamu tau ini sangat menyakitkan Ndra. Maaf jika kali ini aku menangis lagi. Tapi ku mohon biarkan aku menangis agar sakit ini berkurang. hiiks”. Batin Uli.

“perubahan menjadi lebih baik lagi, menurut saya. tapi entah mungkin perubahan ini menjadi lebih aneh menurut orang lain. Hidup yang ku jalani sekarang jauh lebih datar dari sebelumnya, orang orang di sekitarku selalu melakukan hal hal di luar dugaanku dan itu yang membuatku berbuat sesuatu hal yang bukan kebiasaannku. Saya lelah dengan semuanya, saya capek. maafkan jika sampai sekarang saya belum bisa menepati janji. maafkan saya. karena sosok sepertimu tidak bisa ku dapatkan di diri orang lain, sosok yang apa adanya dalam mengutarakan perasaan. Sudah lama kepergianMu dan selama itu, mati rasa dengan perasaanku, anehkan? Tapi itulah yang terjadi sayang. Miss you always, masih belum bisa move on Ndra, gembok itu masih terkunci rapat hingga sampai saat ini. And you know what? Tidak lama lagi kuliahku berakhir. Saya butuh seseorang untuk dijadikan tempat bersandar, saya butuh orang yang selalu memberi motivasi dan semangat buatku. Kamu satu satunya yang mampu mengerti. Kamu tau betapa kesepiannya saya selama ini? Terimah kasih pernah hadir di kehidupanku. Miss u sayang.” (kutipan Uli).

Sekian~

Maaf baru sempat posting. Baru kesampaian soalnya maklum orang sibuk, hehe *peace* . maafkan juga kalau ceritanya ga jelas, alay, tidak nyambung atau apalah itu. Saya masih belajar ! cerita “sampai menutup mata” ini kisah nyata dari kakak saya. saya berbagi sedikit. Saya terinspirasi dengan kisah romantis nan dramatis mereka. Tapi sayang ga sampai jodoh, hiks :” . oh iya. Bagi kalian yang sempat baca tulisan ini, mohon minta doa untuk kakak saya yah :’) semoga berada di tempat yang indah dan tenang, amin. Buatt kakak Indra, cium peluk kangen dari adikmu semua. Mama dan bapak baik baik saja di sini. Tenang saja, biar perjuanganMu saya yang lanjutkan. Baik baik di sana yah brother. Semua merindukanmu 

sampai menutup mata *part 2*

Karya Inggrid Widya

Hai kamu kamu semua :) . cerita gue aku balik lagi nih. maaf kalo ceritanya gaje, ga ngefeel. Sekali lagi gue bilang, ini tahap belajar! hehe. Makasih yang udah respect di part sebelumnya. Makasih juga yang dah nge-like tapi gue butuh saran kalian buat cerita selanjutnya :)

Happy reading^^

"Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi"

pagi itu terlihat Indra tengah sibuk didalam kamarnya dengan semua barang dan perlengkapan yang dia akan bawa, pakaian dan semua surat-surat pentingnya sudah tersimpan rapi dalam koper. Dia mengecek satu persatu laci lemarinya untuk memastikan tidak ada lagi yang ketinggalan. Namun sesibuk-sibuknya dia, sesekali dia melihat ponselnya yang sedari tadi belum ada tanda-tanda pesan masuk. Dia menghela nafas lalu kemudian memutuskan keluar kamar dan beristrahat karena dia merasa sangat kelelahan.

***
Sementara diseberang sana,terlihat Uli tengah duduk di bibir tempat tidurnya yang hanya memandang kedepan sedang kedua  tangannya menggenggam ponselnya. Mata Uli sembab karena ternyata semalaman dia menangis dan sampai saat ini pun air mata itu masih mengalir di pipinya. Hanya suara isakan tangis yang memenuhi kamarnya pagi itu. Tak lama ponsel Uli bordering pertanda ada pesan masuk, sepersekian detik kemudian Uli beralih melihat ponselnya dan ternyata sudah ada  4 pesan yang belum di bacanya dan pesan itu semua dari Indra

Pesan 1
::From Indra
Sebentar aku berangkat jam 13.00. kamu ga mau ngantarin aku?

Pesan 2
::From Indra
Kamu marah yah sama aku?

Pesan 3
::From Indra
Uli L . jawab aku. Kamu marah sama aku? Please jawab aku. Jangan diamin aku

Pesan 4
::From Indra
 Maaf udah nyakitin kamu, maaf udah buatmu nangis , maaf karena keegoisanku membuatmu seperti ini, aku juga rasa apa yang kamu rasa. Aku tau itu sakit, maaf ! tapi  jangan diamin aku seperti ini, aku ga bisa, please jawab aku. Jam 13.00 aku berangkat. Aku hanya ingin melihat senyummu untuk terakhir kalinya, aku harap kamu datang. Jaga dirimu, jaga mata dan hatimu untukku. I love you Uli :*

setelah Uli membaca semua pesan dari Indra, air matanya kembali mengalir membasahi pipinya

“I love you too Ndra hiks. Maafin aku Ndra. Aku hanya belum siap tanpa kamu”. Isak Uli lalu kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan kedua kakinya ditekuk. Dia masih tetap saja tidak membalas pesan Indra

***

Indra yang tengah duduk dikursi ruang keluarga terlihat sangat lemas, wajahnya pucat, dia menyandarkan kepalanya disandaran sofa dan menutup matanya. Ayah Indra yang melihat anaknya seperti itu segera menghampirinya dan duduk  disampingnya lalu meletakkan punggung tangan kanannya di jidat Indra.

“kamu sakit nak?” Tanya ayah Indra

“eh papa, ga kok pah”. Dusta Indra yang terbangun kaget

“jangan bohong,mukamu pucat”.

“mungkin aku hanya kecapean pah”. Jawab Indra halus

“minum obat gih, terus istrahat”. Ucap ayah Indra. Indra hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan ayahnya yang masih duduk.

“Indra !”. panggil ayah Indra. Indra membalikkan badannya kearah ayahnya.

“kamu masih mau tetap berangkat sebentar? Jangan pergi kalau kamu masih sakit”. Tanya ayah Indra dengan nada khawatir

“iya pah, aku sehat pah, papa ga usah khawatir” jawab Indra sambil senyum tipis kepada ayahnya. Lalu lanjut berjalan melewati anak tangga karena kamar Indra berada di lantai dua rumahnya

Di kamar Indra duduk dibalkon kamarnya dengan gitar yang dipangkunya sambil memetik senar gitarnya.

Jreeng…

Saat nanti kita tak bisa
Saling menyentuh memandang wajahmu
Kuatlah sayang karena mereka
Berusaha menjauhkan kita
Ku kan selalu mencintaimu
Takkan ku bohongi hati ini
Hanya kamu yang aku mau
Cuma kamu yang ku ridukan
Saat kau tak disini..
Hanya kamu yang aku mau
Cuma kamu yang ku rindukan
Saat kau tak disini

Di ujung lagu Indra menghela nafas yang panjang sambil menatap kedepan tanpa arti. Tatapan kosong tepatnya ! mata Indra memerah, dadanya terasa sesak. Pikirannya melayang layang.

 “Indra”. Teriak seorang perempuan dari luar kamar yang menyadarkan Indra dari lamunannya.

“iya”. Jawab Indra yang kemudian berjalan membukakan pintu kamarnya dengan gitar yang ditentengnya

Ceklek..

“mama?.. masuk mah”. Sambungnya

“kata papa kamu sakit nak? Tanya Ibu Indra

“ga mah. Indra sehat kok, nih liat” jawab Indra sambil mengepalkan tangannya lalu menekukkannya. Ibu Indra hanya terkekeh melihat anaknya

“ya sudah. Kamu mandi sana biar segar, sekalian juga siap siap ntar kita ketinggalan pesawat lagi. Mama juga mau siap siap”. Perintah Ibu Indra yang
hanya mendapat anggukan dari anaknya. Ibu Indra berlalu meninggalkan Indra.

***

Setelah semua selesai, terlihat di luar rumah Indra sibuk dengan semua barang bawaannya, dia menyusun kopernya di bagasi mobil.

“huaa selesai” gumam Indra sambil menepukkan tangannya naik turun.

“kali ini aku benar benar meninggalkan mu sayang, maafin aku”. Lirih Indra dalam hati yang hanya diam mematung di depan bagasi mobilnya.

“Indra..” teriakan itu lagi lagi membuyarkan lamunannya. Indra langsung membalikkan wajahnya kearah suara yang memanggilnya

“iya pah? Kenapa?. Tanya Indra lalu kemudian berlari kecil mendekati ayahnya.

“jawab papa, kamu benar benar siap dengan semua keputusanmu? Kamu lagi sakit nak. Masih banyak waktu jika kamu ingin melanjutkan studymu tapi bukan sekarang. Kesehatanmu yang terpenting saat ini”. Ayah Indra

“papa tenang aja, aku siap pah dengan semua keputusanku, Tuhan bersamaku, dia masih menjagaku, papa ga usah khawatir. Satu lagi pah, aku baik baik aja”. Gumam Indra seraya meyakinkan ayahnya.

“baiklah kalau itu keputusanmu. Kalau tiba di sana jaga kesehatanmu dan buat papa bangga sama kamu, papa selalu support kamu”. kata ayah Indra yang menepuk bahu sebelah kiri anaknya.


“iya pah, aku akan buat papa bangga”. ucap Indra sambil mengangkat jempol kanannya. Ayah Indra tersenyum simpul kepada anaknya.

“mama kamu mana sih? Lama banget”. Tanya ayah Indra sambil melihat jam tangan yang di pakainya.

“kenapa pah? nyari -nyari mama, kangen yah?” goda Ibu Indra.

“bukan mah, ini sudah jam berapa coba, belum lagi jalan macet, eh malah mama masih aja santai didalam” jawab ayah Indra to the point

“yah papa, gitu aja marah, mama juga mau pergi loh, awas aja kalau kangen”. Sahut Ibu Indra yang ngasal nyerocos. Indra dan ayahnya hanya terkekeh geli di buatnya. Duh enak yah jadi Indra punya orang tua yang baiknya luar biasa, terus bersahabat lagi sama anaknya. Irih gue. Hiks. Tunggu tunggu, Kalo itu orang tua Indra, berarti orang tua gue juga dong. Kan Indra saudara gue..hehe :D

“udah yuk kita berangkat”. Gumam ayah Indra langsung menuju mobilnya dan duduk di kursi pengemudi. Sedetik kemudian menyusul Ibu Indra duduk di samping Ayah Indra dan Indra sendiri duduk di belakang.

***

Masih keadaan seperti tadi, air mata Uli masih saja setia menemaninya. Air mata itu tidak juga berhenti. sakit, perih, ga enak, nyesek, ga ikhlas, mungkin itu yang  saat ini Uli rasakan. Uli tengah memandang foto seseorang di ponselnya, itu foto Indra.

“aku belum siap Ndra, aku belum siap tanpa kamu”. isak Uli yang membiarkan air matanya jatuh membasahi pipinya sambil memandang foto Indra. Sepersekian detik kemudian, lagi lagi ponsel Uli berdering pertanda pesan masuk.

::From Indra
Sekarang aku on the way bandara, kamu benar benar marah sama aku? Kamu ga mau lihat aku lagi? Ga mau ngasih kabar lagi ke aku? Kamu jahat, egois, ga pernah mau ngertiin aku, ini semua memang salahku tapi aku hanya butuh pengertian dari kamu, Cuma itu!. Aku ga sanggup kamu diamin kaya gini. Maafin aku.

Saat membaca pesan dari Indra, air mata Uli berlomba lomba keluar tapi kali ini dia berusaha menghapusnya. Lalu dengan cepat dia membalas pesan Indra

::To Indra
maafin aku Ndra, aku kayak gini karena aku belum siap, maaf kalau ga ngertiin kamu. aku memang egois Ndra, aku juga ga ngerti kenapa aku bersikap seperti ini ke kamu. mungkin aku hanya masih terlalu takut tanpa kamu Ndra tapi aku harus biasain itu.

::From Indra
Bukan kamu yang salah tapi aku, aku yang seharusnya minta maaf, tapi ku mohon jangan diamin aku seperti tadi. Sekarang aku sudah di bandara, aku tunggu kamu :* . love you IN

“love you too darl” gumam Uli tanpa membalas pesan dari Indra lagi, sekarang dia berada di depan cermin kamarnya, memandang wajahnya yang terlihat sangat kacau. Kantong matanya terlihat bengkak dan rambutnya yang acak acakkan.

“lo harus kuat Uli, lo pasti bisa, dia nungguin kamu disana, dan lo harus datang buat lihat dia pergi, pergi ninggalin lo!” gumam Uli yang menekankan kalimat terakhirnya. Kemudian Uli berlalu meninggalkan kamarnya.

***

Saat ini Indra dan kedua orang tuanya berada di curb bandara. Orang orang di sekeliling mereka terlihat sibuk. Tapi tidak dengan Indra, Indra justru terlihat aneh, matanya memandang fokus setiap sudut yang ada di bandara, dia terlihat mencari-cari sesuatu. Ibu Indra yang menyadari sikap anaknya seperti itu justru mengikuti tindakan Indra, tapi semakin lama Ibu Indra semakin penasaran

“nyari siapa sih nak?”.Tanya ibu Indra penasaran

“ga ada kok mah..hehe”. dusta Indra sambil menggaruk dahinya yang tidak gatal itu.

“oo. Kita check in sekarang?”. Ibu Indra

“emm. bentar lagi yah mah”. Gumam Indra memohon

“yaudah”. Bahas Ibu Indra yang hanya mendapat senyum simpul dari anaknya.

“mana sih kamu, kenapa belum datang juga, kamu memang udah ga niat lihat aku lagi”gumam Indra dalam hati sambil melihat jam tangan berwarna hitam yang dia pakai.

Sekitar 10 menit kemudian. Orang orang yang ada di bandara menuju loket check in, saat itu antrean tidak terlalu panjang. Indra dan ibunya juga bersiap siap, tapi sebelum check in, Indra pamit ke Ayahnya.

“pah, Indra pergi yah”. Kata Indra sambil mengulurkan tangannya ke Ayahnya.

“fokus ke sekolahmu nak. Yang paling penting jaga kesehatanmu”. Nasehat ayah Indra lalu membalas tangan anaknya. Indra langsung menaruh punggung tangan ayahnya di jidatnya.

“iya pah”. Balas Indra lalu memberi senyuman kepada Ayahnya. Lalu kemudian Ibu Indra juga berpamitan.

“yuk mah”. Ajak Indra lalu menarik kopernya berlalu meninggalkan Ayahnya. Ibu Indra hanya mengikut di samping anaknya.

“jaga kesehatan mu nak, kamu itu sakit, tapi keinginanmu terlalu tinggi, papa tidak bisa melarang, hanya doa yang papa bisa berikan”. batin ayah Indra yang melihat anaknya pergi.

***

Setelah check in. Indra dan ibunya duduk di boarding room, menunggu pesawat yang akan mereka tumpangi. Mata Indra masih saja mengerjap mencari seseorang yang sedari tadi belum juga di lihatnya. Lagi lagi Ibu Indra menyadari sikap anaknya itu

“nyari siapa sih kamu? kaya lagi nyari seseorang”. Kepo Ibu Indra

“ga ada mah, ga ada”. Dusta Indra. Namun percakapan mereka terhenti karena penumpang yang lain berdiri menuju pesawat. Saat melihat penumpang lain berlalu, Indra langsung menghela nafas panjang, lalu kemudian berjalan pula menuju pesawat, ibu Indra hanya mengikut

***

Sementara di luar sana ada sepasang mata yang mencari cari seseorang, itu Uli.

“kamu mana Ndra”. Ucap Uli dengan nada khawatir yang masih mencari cari Indra. Sepersekian detik kemudian Uli melihat Indra. Dia memanggil nama Indra dan entah disengaja atau mungkin karena kontak batin, Indra langsung menoleh kearah Uli padahal saat itu suasananya sangat ribut. Indra menghentikan langkahnya, diam mempatung memandang Uli dari kejauhan. Uli kemudian tersenyum memandang kekasihnya. Senyum palsu tepatnya ! Indra kemudian membalas senyum Uli lalu kemudian melambaikan tangannya dan melanjutkan langkahnya menuju pesawat. Uli melihat Indra berlalu meninggalkannya tidak mampu lagi untuk tersenyum, air mata yang sedari tadi dia tahan kini mengalir di pipinya.

“aku ga sanggup Ndra, aku ga siap, aku ga kuat, hiks”. Lirih Uli dengan air mata yang berlomba lomba keluar dari kelopak matanya.

Bersambung~

Bingung yah, kenapa ayah Indra selalu nyuruh Indra jaga kesehatannya? . jadi gini, Indra itu sebenarnya sakit tifus, dia itu kalau terlalu cape’ biasanya drop. Jadi orang tua Indra sangat khawatir sama keadaan Indra.

sampai menutup mata *part 1*

Karya Inggrid Widya

Hay kamu kamu semua :) . ini karya saya yang pertama. Maaf kalau feelnya belum dapat, masih tahap belajar soalnya.hehe . cerita ini nyata tapi mungkin aslinya ga sebegini banget tapi kurang lebih seperti itulah :D. saya butuh saran dan komentar dari kalian untuk perbaikan dicerita selanjutnya, semoga ga bosan bacanya :) .

Happy reading^^

Saat indah itu ketika aku dan kamu berada ditempat yang sama dan dalam waktu yang sama tanpa ada yang menghalangi

Tepat jam 19.00, Satnite yang ditunggu gadis yang tengah berdiri didepan cermin sambil senyum senyum ga jelas ini akhirnya tiba. Dia Uli. Dia melihat pantulan wajahnya dari cermin untuk memastikan tidak ada yang salah pada wajahnya.

“hey ibu Negara, sudah siap? Aku tunggu diluar yah, jangan kelamaan dandannya :* “ gumam Uli saat membaca sms yang dikirim dari kekasihnya. Ia tersenyum lalu segera mengambil tas selempangnya kemudian berjalan keluar kamarnya.

Saat membuka pintu rumahnya, terlihat seorang pemuda yang sedang menunggunya di depan parkiran rumahnya. Itu Indra ! Uli tersenyum namun Indra hanya bengong melihat gadisnya yang saat malam itu terlihat sangat cantik dengan memakai baju yang sangat pas ditubuhnya dengan gaya rambut yang diuraikan dengan jepitan warna pink menambah kecantikannya malam itu.

“hey, kenapa bengong? Apa ada yang salah dengan aku?” tanya Uli menyadarkan Indra.

“ha..ee..ga papa kok. Sudah siap?” jawab Indra kikuk. Uli hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengiyakan.

“let’s go dear” ucap Indra sambil membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Ibu Negaranya itu, lalu menyusul Indra duduk d jok pengemudi. Uli hanya terkekeh melihat tingkah Indra yang begitu lucu menurutnya.

“mau kemana sih?” Tanya Uli yang penasaran

“udah..nanti kamu juga akan tau”jawab indra simple

“apaan sih. Pake rahasiaan segala”ucap Uli. Namun Indra hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

Selama perjalanan Indra selalu melirik gadisnya itu secara diam diam. Tapi tanpa Ia sadari ternyata Uli mengetahui perbuatannya itu, dia hanya berpura pura tidak tahu. Tapi karena Uli terlalu keseringan melihat Indra bertingkah seperti itu, Uli langsung melepaskan ketawanya

“kenapa ketawa?” Tanya Indra

“haha ga kok” jawab Uli yang masih terkekeh

“idih gaje banget sih” Indra

“kamu tuh. Ngapain coba ngelirik lirik aku. Naksir ya?”.  goda Uli

“siapa juga yang ngelirik. Yee PD” ngeles Indra

“udah ketahuan juga, masih aja ngeles”. Uli

“iya deh aku ngaku, tapi emang ada undang undangnya yah di larang ngeliat kamu? Ga kan? Lagian aku tuh ngeliat bidadari dari khayangan yang kesasar di bumi” jawab Indra sambil menarik turunkan alisnya

“apaan sih Ndra. Mulai deh. kamu liat kedepan aja, entar nabrak lagi” ucap Uli yang seolah olah mengganti topik dan berusaha mempalingkan wajahnya yang tampak mulai memerah seperti udang rebus. Indra hanya terkekeh dibuatnya

**..

Setelah beberapa menit diperjalanan, sampailah mereka ditempat yang  Indra maksud.

“sebelum kesana. Tutup mata kamu dulu yah” Indra

“kenapa mesti ditutup sih. Kan aku ga bisa ngeliat Ndra? Tanya Uli

“tenang aja. Ada aku kok. Nanti aku yang nuntun kamu, kamu tinggal ngikut aja”. Lalu kemudian Indra menutup mata kekasihnya itu dengan kedua tangannya. Uli yang berada didepan Indra hanya mengikuti arahan Indra.

“mau kemana sih? Bikin penasaran aja” Tanya Uli yang sangat penasaran.

“bawel ! ngikut aja deh”. Indra

“Ndra kamu ga akan apa-apain aku kan?” balas Uli

“dih. Gini gini aku juga takut dosa. Ga mungkinlah”. Indra

“trus?” Uli

“ Surprise sayang” ucap Indra lalu kemudian melepaskan tangannya dari mata Uli

Saat membuka matanya Uli melihat hamparan bunga disekelilingnya dengan sejuta warna ditambah suasana gemercik air jatuh dari sebuah kolam dan yang tidak kalah membuat Uli bahagia adalah susunan lampu lampu kecil dibukit dengan tulisan love you IN.

“Ndra kamu buat semua ini untuk aku?. Mata Uli mulai berkaca kaca. Indra hanya tersenyum lalu melingkarkan kedua tangannya dipunggung kekasihnya itu dan kepalanya bertumpuh dibahu kanan Uli kemudian dia menarik nafasnya dengan panjang dan menghembuskan halus.

“iya sayang. Ini untuk kamu, untuk kamu orang yang aku sayang, untuk kamu orang yang aku cinta. Untuk kamu yang kelak nanti akan menemaniku”. Ucap Indra yang mempererat pelukannya.
Tiba tiba cairan bening dari mata Uli keluar kemudian jatuh membasahi pipinya. Indra yang menyadari wanitanya menangis, kemudian ia membalikkan badan kekasihnya itu sehingga menghadap kepadanya
“kamu nangis? Jangan nangis sayang. Maaf jika kata kata aku salah. Tapi aku mohon jangan nangis”. Kata Indra berusaha menghentikan Uli menangis.

“tidak Ndra. Kamu tidak salah.hiks.. aku hanya bahagia. Hiks” isak Uli yang menunduk karena tidak mampu menatap wajah Indra.
Kemudian Indra menarik secara lembut badan Uli dan memeluknya kembali.

“udah yah nangisnya, aku gak tega liat kamu nangis. Aku sayang kamu Uli, I love you dear. I love you so much. Only your name in my heart ibu negaraku”. Uli yang mendengar penuturan Indra kemudian membalas pelukan Indra dengan sangat erat

“I love you too Ndra. I love you IJG more more and more. Hiks..” balas Uli dengan cairan bening yang semakin berlomba lomba keluar.
Indra tiba tiba melepas pelukannya dan kemudian menatap kekasihnya itu. Mengangkat dengan lembut dagu Uli lalu menghapus air mata kekasihnya yang tergenang dikedua kelopak matanya menggunakan kedua ibu jarinya.

“udah yah acara nangisnya” Indra. Lalu tersenyum menatap wajah Uli
Uli hanya mengangguk kemudian membalas senyum kekasihnya.

Beberapa saat setelah itu. Indra menarik tangan kanan kekasihnya dengan lembut lalu kemudian menariknya kebawah pohon

“kamu mau request lagu apa? Khusus malam ini aku nyanyiin deh. Satu album juga gak papa kok” gumam Indra kemudian mengambil gitarnya yang telah ia sandarkan dibatang pohon.

“serius nih? Satu album juga gak papa? Tantang Uli

“yaiyalah. Apa sih yang gak buat IN ku” jawab Indra enteng

“oke. Aku mau lagu *…*” . Uli.

Disaat Uli tengah sibuk menyebutkan lagu, tiba tiba Indra mengeluarkan kotak kecil yang berisi sepasang cincin dan memperlihatkan tepat di depan mata Uli.sontak Uli kaget

“apa nih Ndra?” Tanya Uli sambil mengerutkan keningnya

“ini buat KITA” ucap Indra lalu mengambil satu cincin dan kemudian memasangkan cincin itu dijari manis sebelah kanan Uli. Uli hanya tersenyum lalu kemudian menatap wajah kekasihnya dan tiba tiba cairan bening itu lagi mulai keluar dari mata Uli.

“Terimah kasih tuhan, kau telah mengirimkan dia untukku, laki laki yang bisa membuat hidupku lebih berarti, laki laki yang bisa buat aku merasa sangat sempurna, terimah kasih tuhan, aku bahagia”. Batin Uli.
Indra lagi lagi menarik tubuh Uli lalu kemudian membawa kedalam pelukannya.

“aku tidak sanggup mengatakan itu padanya tuhan, aku terlalu takut meninggalkannya. Tapi aku harus, maafin aku sayang”. Batin Indra.

“makasih Ndra. Makasih. Aku bahagia banget malam ini” Uli

“iya sayang” balas Indra senyum

Indra yang masih terlalu takut untuk merusak moment indah itu. Dia memilih untuk menunda mengatakannya kepada Uli.

“jangan sekarang Indra” gumam Indra dengan suara yang sangat pelan namun Uli masih mampu mendengarnya

“maksud kamu apa Ndra?” Tanya Uli yang melepaskan pelukannya dari Indra

“aahh ngga kok”. Jawab Indra sambil menggaruk jidatnya yang tidak gatal

“nyanyi lagi yuk” lanjut Indra yang berusaha merubah topiknya. Lalu Indra mengambil gitarnya kemudian berlalu meninggalkan Uli sendiri

“aku tau apa yang ada di pikiranmu tapi mungkin kamu masih terlalu takut untuk mengatkannya” gumam Uli dalam hati. Lalu kemudian menyusul ketempat Indra duduk.

Disana terlihat Uli duduk disamping Indra yang tengah asik memetik senar gitarnya.

Embun dipagi buta
Menebarkan bau basa
Detik demi detik ku hitung
Inikah saat ku pergi
Oh.. tuhan ku cinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkkan ku sakiti dia
Hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah untuk mencintai
Aku tak mudah mengaku ku cinta
Aku tak mudah mengatakan aku jatuh cinta
Senandungku hanya untuk cinta
Tirakatku hanya untuk engkau
Tiada dusta sumpah ku cinta sampai ku menutup mata
Cinta ku sampai ku menutup mata

Diakhir lagu Indra, disambut tepuk tangan Uli dengan wajah yang tampak bahagia. Namun Indra tidak meresponnya, dia hanya memandang kedepan. Tatapan yang tidak bisa dimengerti Uli, tepatnya tatapan Kosong ! . alis Uli tiba tiba mengerut melihat tingkah kekasihnya

“kamu kenapa Ndra? Kenapa kamu tiba tiba berubah gitu? aku punya salah? Bilang dong Ndra.jangan giniin aku”. Tanya Uli lirih

“kamu ngga salah kok. Aku yang salah. Maafin aku ” jawab Indra yang kemudian membalikkan badannya kearah Uli namun gitarnya masih berada dipangkuannya. Indra hanya menatap kekasihnya dan begitupun sebaliknya. Uli menatap Indra. Contact eyes lebih tepatnya ! seketika suasana menjadi hening. Lama mereka saling bertatapan, tiba tiba Indra menyimpan gitarnya lalu kemudian beralih memegang kedua tangan gadisnya itu

“kenapa sih Ndra?”. Tanya Uli yang memecah keheningan

“..” indra hanya bungkam dengan pertanyaan Uli

“jawab Ndra?” Tanya Uli sekali lagi. Namun Indra hanya membalas senyuman dari pertanyaan kekasihnya. Uli yang dibuat geram oleh Indra hanya mengendus kesal.

Indra masih saja menatap kekasihnya tanpa sepatah katapun yang terucap dibibirnya

*flashback on*

“iya. Indra itu bebas test di penerbangan di universitas yang ada di Jogja. jadi lo belum tau kalau dia mau lanjutin studynya disana? *Deg* gue yang ember atau Indra yang memang ga mau beri tahu lo sih. Bingung gue ! tapi lo jangan bilang sama Indra yah kalau gue bilang sama lo. Please~. Bisa berabe kalau gue katuhan embernya” ucap salah seorang teman cewek Uli yang ngasal nyerocos. Tapi Uli hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum aneh gak jelas antara kecewa dan bahagia. Bagaimana tidak, seorang yang dia cintai akan pergi meninggalkannya namun disisi lain dia juga bisa melihat Indranya sukses.

*Flashback off*

“aku tau Ndra. Aku tau maksud dari semua ini. Aku hanya masih terlalu takut membiarkanmu pergi, aku belum sanggup Ndra. Aku belum siap dengan semua itu. Tapi aku harus tetap membiarkanmu, cita citamu terlalu tinggi. Aku tidak mungkin menghalang langkah masa depanmu. Mungkin ini terakhir tapi sumpah aku bahagia. Thanks darl. Aku ga bakalan lupain ini. This is special moment for me. Aku ga boleh kelihatan sedih. Aku harus tetap kelihatan bahagia didepanmu”. lirih Uli dalam hati

Ternyata Uli sudah mengetahui semua, dia hanya berpura pura tidak tahu. Dia menutupi kesedihannya dengan senyuman. tapi itu Senyuman palsu ! Duh, kasihan banget yah Uli, gue aja yang ditinggal 5 menit kaya mau mati. Hehe berlebihan yah (?) tapi begitulah kenyataannya :p

Masih suasana seperti tadi, Indra yang masih menatap Uli, memandang wajah kekasih yang sangat ia cintai itu. Namun Indra masih saja belum bisa mengatakan kepada Uli kalau besok dia akan pergi meninggalkannya. Namun Uli tiba tiba memeluk Indra, memeluk dengan sangat erat . lalu Indra membalas pelukannya tanpa ada celah sedikit pun tersisa

“aku tau Ndra kamu lakuin semua ini untuk aku. Ini terakhirkan?” Tanya Uli dengan suaranya yang terdengar bergetar

“maksud kamu apa?” Tanya Indra yang kelihatan kebingungan lalu kemudian melepas pelukannya tapi dia beralih memegang kedua bahu Uli

“kamu mau pergikan? Aku sudah tau Ndra. Kenapa kamu sembunyiin semua itu ke aku? Aku ga boleh tau yah? Atau aku udah gak penting lagi jadi kamu ga mau ngasih tau? Aku ga pernah nyembunyiin sesuatu ke kamu Ndra. Udah lama aku tahu semuanya tapi aku pura pura ga tau karena aku nunggu kamu yang bilang langsung ke aku. Tapi tetap aja kamu ga mau bilang. Kok kamu gitu banget sih Ndra? Tanya Uli sambil menatap Indra yang sedari tadi hanya meresapi kata demi kata yang di ucapkan Uli. Indra hanya diam, dia tidak tau harus berkata kata apa lagi

“jawab Ndra? Jawab? Jangan diam aja. Kamu mau pergi besokkan? Hiks. Dikedua kelopak mata Uli kini terlihat air mata yang akan keluar namun dia menghapusnya dengan cepat. Dia tidak ingin Indra melihatnya.
Indra yang dari tadi hanya diam, kini lagi lagi dan lagi dia menarik dan menenggelamkan kepala kekasihnya didadanya. Uli sempat memberontak dengan perlakuan Indra namun hasilnya nihil. Kekuatan Indra lebih besar dibanding dia. Indra yang menyadari penolakan Uli mulai tidak berarti lagi, dia kemudian mengelus lembut kepala Uli.

“maaf maaf maaf.” Cuman kata itu yang Indra bisa katakan. Namun dengan mendengar ucapan Indra, air mata Uli yang ditahannya sedari tadi kini
berlomba-lomba keluar. Tangisan Uli pecah. Dia sudah tak mampu menahannya. Dia tidak bisa berpura pura lagi.

“maafkan aku. Aku ga bermaksud nyembunyiin ini dari kamu. aku hanya terlalu takut mengatakannya. Aku ga siap bilang semua ini ke kamu. aku tau aku salah, maaf ! tapi sumpah aku ga sanggup. aku takut Uli, takut ! marah sama aku jika ini bisa membuatmu maafin kamu. aku memang yang salah. Aku sadar. Aku punya alasan tidak mengatakan semua ini ke kamu”. ucapan Indra terhenti karena Uli lagi lagi memberontak dipelukan Indra.

“tapi kenapa kamu ga jujur sama aku Ndra? Kenapa? Hiks” tangisan Uli semakin menjadi jadi. Dia memukul dada Indra. Namun Indra segera merangkulnya dengan sangat erat.

“maafin aku. Aku yang salah. Maaf maaf maaf maaf”. Suara Indra terdengar parau, Dia sudah tak mampu berkata kata lagi. Sekarang dia memilih diam dan memeluk kekasihya itu.

“jangan egois Uli. Dia punya alasan untuk tidak mengatakan semuanya. Relakan dia pergi. Jangan seperti ini. Dia pergi untuk cita citanya bukan untuk yang lain. Kamu harus kuat. Dia pergi cuman sementara. Senyum didepannya. Bahagia didepannya. Hapus air mata itu. Pura pura kalau kamu bisa tanpa dia”. Isak Uli dalam hati yang seakan menguatkan dirinya. Lalu dia menghapus air matanya , melepas pelukannya dari Indra dan berusaha untuk terlihat bahagia.

“aku ga marah sama kamu. aku hanya kecewa. Ucap Uli lalu menarik nafas dan mengeluarkan dengan kasar.

“ Lihat aku Ndra, aku bahagia.Bahagia banget. Itu cita cita kamu kan? Maaf kalau tadi aku seperti itu. Aku hanya tidak ingin kamu nyembunyiin sesuatu ke aku, apa pun itu. Kejar cita citamu Ndra. Buat mereka bangga. Buat aku juga bangga Ndra. Buat aku untuk takut kehilanganmu. Buat aku untuk jadi orang yang paling sempurna karena memiliki kamu”. dusta Uli dengan senyuman yang menutupi kesedihannya dan tanpa air mata lagi. Tapi ingat itu senyuman palsu readers. Mana ada cewek yang rela ditinggalin sama orang yang dicintai. Kebanyakan sih ceweknya ambil tali terus gantung diri deh atau mungkin Menuhin tuh rumah sakit jiwa ..hehehe peace :D

Indra yang mendengar semua penuturan Uli terlihat bingung. Dia hanya terus memandang kekasihnya tanpa sepatah katapun

“senyumanmu terlihat beda, bibirmu bisa bohong tapi tidak untuk matamu. aku tau kamu tidak bahagia, kamu hanya menutupinya, aku tau yang kamu rasa sekarang, aku tau sakit yang kamu tahan, maafkan aku sayang, aku yang salah, maaf udah nyakitin kamu, maaf udah buat kamu nangis karena aku”. Lirih Indra dalam hati

“kamu bahagia? Kamu ga takut kehilangan aku? Kamu tidak nahan aku buat pergi? Aku pergi jauh dan mungkin dalam waktu yang lama, apa kamu bisa?” Tanya Indra sambil menatap Uli sendu. Namun Uli memilih menunduk, dia tak mampu menatap mata Indra. Sedetik kemudian Uli mendongkakkan  kepalanya, melihat Indra. Dia tersenyum simpul dalam keadaan suasana menahan air matanya keluar.

“aku bisa Ndra, kamu tenang aja, aku ikhlas kamu pergi, ini juga cuma sementara, aku ga ada hak buat ngelarang kamu demi kebaikan, raih cita citamu, aku tetap disini menunggumu. Aku sadar, Ini memang waktunya kita dipisahkan oleh jarak, aku yakin kita bisa melewati masa ini, kembali kesini jika kamu sukses meraih keinginanmu. Janji sama aku, tepat 3 tahun yang akan datang, temui aku ditempat ini, disini Ndra, aku menunggumu”. Ucap Uli yang seakan-akan terlihat lebih tegar. Indra tersenyum dan memangut-mangut lalu memegang erat tangan kekasih yang sangat ia cintai

“aku janji. aku ga akan ngecewain kamu, tunggu aku kambali. Aku akan buktiin sama kamu dan aku mohon cincin itu jangan pernah kamu lepas apapun alasannya”. gumam Indra yang kemudian mengangkat tangan kanannya ke dada Uli

“aku mohon, jaga hati ini selama aku pergi” pinta Indra yang kemudian memindahkan tangannya kedadanya

“dan hati ini hanya untuk kamu. hanya ada namamu terukir di sini.aku mencintaimu lebih dari yang kamu tau”. Sambung Indra. Uli tersenyum mendengar semua yang dikatakan Indra.

“itu pasti Ndra” Uli

“love you sayang” ucap Indra lalu menarik kepala Uli dengan lembut kemudian mengecup keningnya dengan lembut

“love you too” balas Uli sambil memejamkan matanya. mungkin Uli tengah merasakan kenyamanan yang mungkin ini untuk trakhir kalinya
Lama mereka melakukan adegan itu. Namun Uli yang sadar bahwa sekarang sudah Pukul 21.47, dia meminta Indra untuk mengantarnya pulang. Di dalam mobil posisi masih seperti tadi, Uli duduk disamping Indra sedang Indra mengemudi mobil. Tak ada percakapan diantara mereka. Sesekali Indra memperhatikan Uli namun Uli hanya memandang keluar melihat kendaraan disebelah kirinya dan itu membuat Indra tidak bisa melihat wajah Uli. Bahu Uli terlihat naik turun dan itu tampak jelas kalau Uli sedang menangis.

“maafin aku sudah buatmu nangis, maafin aku yang milih tinggalin kamu, maafin aku yang akan hanya bisa menjagamu dari jauh, maafin aku sudah buatmu begini, maafin aku ngecewain kamu, maaf aku sudah tidak jujur, maaf sayang !.  Tuhan aku mohon hentikan air matanya, aku sakit melihatnya. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi, ku mohon jagakan dia untukku” lirih Indra dalam hatinya. Kemudian kembali fokus mengendarai mobilnya mengantar Uli sampai kerumahnya

Bersambung~


ini ilustrasi Indra dan Uliini ilustr

Senin, 27 April 2015

Ummi Wa Abbi

Ummi wa Abi..
Saya mungkin tak sanggup membalas segala pengorbanan kalian..
Saya mungkin tak banyak membuat kalian bangga..
Saya mungkin sudah terlalu banyak mengecewakan kalian..
Saya mungkin tak mampu memenuhi harapan kalian..
Saya mungkin pernah membuat malu kalian..
Namun 1 hal yang Ummi dan Abi harus tau bahwa, saya berjanji demi Zat yang jiwaku berada ditanganNYA.. Demi HIJAB yang hari ini menjadi simbol keta'atanku padaNYA.. Akan KURANGKUL.. Dan KUBAWA kalian menuju JANNAHNYA. InsyaaAllaah.
Aku mencintai kalian karena Rabbku..
By Maya Shari

Rabu, 01 April 2015

Apa keunggulan & keuntungan TAKAFULINK SALAM ?


Keunggulannya:

a.       Manfaat perlindungan jiwa maksimal
·        Takafulink salam memberikan manfaat perlindungan jiwa maksimal hingga usia 70 tahun dengan manfaat santunan yang bias disesuaikan untuk mendapatkan yang terbaik bagi keluarga tercinta.
·        Takafulink salam memberikan manfaat perluasan perlindungan tambahan tanpa perlu membayar lebih, diantaranya:
-         Asuransi tambahan penyakit kritis (Perlindungan terhadap 49 jenis penyakit kritis)
-         Asuransi tambahan kecelakaan diri/PA (perlindungan terhadap risiko meninggal dunia karena kecelakaan).
-         Asuransi tambahan TPD (perlindungan terhadap cacat total akibat penyakit atau kecelakaan)
-         Asuransi manfaat tunai harian rawat inap (perlindungan terhadap risiko kesehatan bila harus menjalani rawat inap di rumah sakit)
·        Takafulink salam juga memberikan bebas premi, seperti:
-         Asuransi tambahan payor term (manfaat yang memberikan pembebasan premi jika pemegang polis meninggal dunia)
-         Asuransi tambahan payor CI (manfaat yang memberikan pembebasan premi jika pemegang polis terdiagnosa salah satu dari penyakit kritis)
-         Asuransi tambahan payor TPD  (manfaat yang memberikan pembebasan premi jika pemegang polis menderita cacat tetap total akibat penyakit atau kecelakaan)

b.         Manfaat Investasi yang Optimal 
Sejak mengawali perlindungan, Takafulink Salam memberikan nilai investasi positif sejak tahun pertama dan selanjutnya meningkat dari tahun ke tahun. Anda bias memilih jenis investasi sesuai dengan profil investasi Anda. Takafulink Salam menawarkan 4 jenis investasi yang dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Istiqomah (pasar uang & sukuk)
Alokasi investasi pada jenis investasi meliputi:
·     Min. 80% : efek pendapatan tetap syariah
·     Maks. 20% : instrument pasar uang syariah

Mizan (balanced)
Alokasi investasi pada jenis investasi meliputi:
·     50%-70% : efek pendapatan tetap syariah
·     20%-40% : saham syariah
·     Maks. 20% : instrument pasar uang syariah

Ahsan (balance aggressive)
Alokasi investasi pada jenis investasi meliputi:
·     20%-40% : efek pendapatan tetap syariah
·     50%-70% : saham syariah
·     Maks. 20% ; instrumen pasar uang syariah

Alia (aggressive)
Alokasi investasi pada jenis invesatsi meliputi:
·     Min. 80% : saham syariah
·     Maks. 20% : instrumen pasar uang syariah


Keuntungannya:
1.         Dapat dimiliki oleh Anda atau keluarga dimulai sejak usia 30 hari sampai 65 tahun dengan usia pemegang polis mulai dari 17 tahun.
2.       Anda bias memilih mas pembayaran kontribusi sesuai dengan kemampuan Anda dan pastikan Anda membayar kontribusi secara teratur. Semakin lama Anda membayar kontribusi maka semakin besar hasil investasi yang Anda dapatkan.
3.       Kontribusi dasar yang terjangkau dapat dibayar secara tahunan, semesteran, triwulanan, bulanan, dan sekaligus, dan Anda dapat mengkombinasikannya dengan Top Up berkala untuk menambah dana investasi Anda.
4.       Top Up Un Reguler  dapat Anda lakukan kapan saja untuk meningkatkan dana investasi Anda.
5.       Gratis biaya administrasi selama 12 bulan pertama.
6.       Anda dapat melakukan pengalihan dan penarikan dana kapan saja.
7.       Anda dapat melakukan cuti premi (premium holiday  setelah tahun ke-5)