Assalamu'alaikum.. Annyeong Haseo..!! Welcome to My Blog.. Jeoneun Aulia Imnida.. Aku hanyalah seorang gadis biasa. yah, gadis biasa! biasa gak nangis, biasa gak marah, biasa gak makan, biasa gak mandi, dan masih banyak biasa-biasa lainnya! haha

Sabtu, 01 Agustus 2015

sampai menutup mata *part 1*

Karya Inggrid Widya

Hay kamu kamu semua :) . ini karya saya yang pertama. Maaf kalau feelnya belum dapat, masih tahap belajar soalnya.hehe . cerita ini nyata tapi mungkin aslinya ga sebegini banget tapi kurang lebih seperti itulah :D. saya butuh saran dan komentar dari kalian untuk perbaikan dicerita selanjutnya, semoga ga bosan bacanya :) .

Happy reading^^

Saat indah itu ketika aku dan kamu berada ditempat yang sama dan dalam waktu yang sama tanpa ada yang menghalangi

Tepat jam 19.00, Satnite yang ditunggu gadis yang tengah berdiri didepan cermin sambil senyum senyum ga jelas ini akhirnya tiba. Dia Uli. Dia melihat pantulan wajahnya dari cermin untuk memastikan tidak ada yang salah pada wajahnya.

“hey ibu Negara, sudah siap? Aku tunggu diluar yah, jangan kelamaan dandannya :* “ gumam Uli saat membaca sms yang dikirim dari kekasihnya. Ia tersenyum lalu segera mengambil tas selempangnya kemudian berjalan keluar kamarnya.

Saat membuka pintu rumahnya, terlihat seorang pemuda yang sedang menunggunya di depan parkiran rumahnya. Itu Indra ! Uli tersenyum namun Indra hanya bengong melihat gadisnya yang saat malam itu terlihat sangat cantik dengan memakai baju yang sangat pas ditubuhnya dengan gaya rambut yang diuraikan dengan jepitan warna pink menambah kecantikannya malam itu.

“hey, kenapa bengong? Apa ada yang salah dengan aku?” tanya Uli menyadarkan Indra.

“ha..ee..ga papa kok. Sudah siap?” jawab Indra kikuk. Uli hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengiyakan.

“let’s go dear” ucap Indra sambil membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Ibu Negaranya itu, lalu menyusul Indra duduk d jok pengemudi. Uli hanya terkekeh melihat tingkah Indra yang begitu lucu menurutnya.

“mau kemana sih?” Tanya Uli yang penasaran

“udah..nanti kamu juga akan tau”jawab indra simple

“apaan sih. Pake rahasiaan segala”ucap Uli. Namun Indra hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

Selama perjalanan Indra selalu melirik gadisnya itu secara diam diam. Tapi tanpa Ia sadari ternyata Uli mengetahui perbuatannya itu, dia hanya berpura pura tidak tahu. Tapi karena Uli terlalu keseringan melihat Indra bertingkah seperti itu, Uli langsung melepaskan ketawanya

“kenapa ketawa?” Tanya Indra

“haha ga kok” jawab Uli yang masih terkekeh

“idih gaje banget sih” Indra

“kamu tuh. Ngapain coba ngelirik lirik aku. Naksir ya?”.  goda Uli

“siapa juga yang ngelirik. Yee PD” ngeles Indra

“udah ketahuan juga, masih aja ngeles”. Uli

“iya deh aku ngaku, tapi emang ada undang undangnya yah di larang ngeliat kamu? Ga kan? Lagian aku tuh ngeliat bidadari dari khayangan yang kesasar di bumi” jawab Indra sambil menarik turunkan alisnya

“apaan sih Ndra. Mulai deh. kamu liat kedepan aja, entar nabrak lagi” ucap Uli yang seolah olah mengganti topik dan berusaha mempalingkan wajahnya yang tampak mulai memerah seperti udang rebus. Indra hanya terkekeh dibuatnya

**..

Setelah beberapa menit diperjalanan, sampailah mereka ditempat yang  Indra maksud.

“sebelum kesana. Tutup mata kamu dulu yah” Indra

“kenapa mesti ditutup sih. Kan aku ga bisa ngeliat Ndra? Tanya Uli

“tenang aja. Ada aku kok. Nanti aku yang nuntun kamu, kamu tinggal ngikut aja”. Lalu kemudian Indra menutup mata kekasihnya itu dengan kedua tangannya. Uli yang berada didepan Indra hanya mengikuti arahan Indra.

“mau kemana sih? Bikin penasaran aja” Tanya Uli yang sangat penasaran.

“bawel ! ngikut aja deh”. Indra

“Ndra kamu ga akan apa-apain aku kan?” balas Uli

“dih. Gini gini aku juga takut dosa. Ga mungkinlah”. Indra

“trus?” Uli

“ Surprise sayang” ucap Indra lalu kemudian melepaskan tangannya dari mata Uli

Saat membuka matanya Uli melihat hamparan bunga disekelilingnya dengan sejuta warna ditambah suasana gemercik air jatuh dari sebuah kolam dan yang tidak kalah membuat Uli bahagia adalah susunan lampu lampu kecil dibukit dengan tulisan love you IN.

“Ndra kamu buat semua ini untuk aku?. Mata Uli mulai berkaca kaca. Indra hanya tersenyum lalu melingkarkan kedua tangannya dipunggung kekasihnya itu dan kepalanya bertumpuh dibahu kanan Uli kemudian dia menarik nafasnya dengan panjang dan menghembuskan halus.

“iya sayang. Ini untuk kamu, untuk kamu orang yang aku sayang, untuk kamu orang yang aku cinta. Untuk kamu yang kelak nanti akan menemaniku”. Ucap Indra yang mempererat pelukannya.
Tiba tiba cairan bening dari mata Uli keluar kemudian jatuh membasahi pipinya. Indra yang menyadari wanitanya menangis, kemudian ia membalikkan badan kekasihnya itu sehingga menghadap kepadanya
“kamu nangis? Jangan nangis sayang. Maaf jika kata kata aku salah. Tapi aku mohon jangan nangis”. Kata Indra berusaha menghentikan Uli menangis.

“tidak Ndra. Kamu tidak salah.hiks.. aku hanya bahagia. Hiks” isak Uli yang menunduk karena tidak mampu menatap wajah Indra.
Kemudian Indra menarik secara lembut badan Uli dan memeluknya kembali.

“udah yah nangisnya, aku gak tega liat kamu nangis. Aku sayang kamu Uli, I love you dear. I love you so much. Only your name in my heart ibu negaraku”. Uli yang mendengar penuturan Indra kemudian membalas pelukan Indra dengan sangat erat

“I love you too Ndra. I love you IJG more more and more. Hiks..” balas Uli dengan cairan bening yang semakin berlomba lomba keluar.
Indra tiba tiba melepas pelukannya dan kemudian menatap kekasihnya itu. Mengangkat dengan lembut dagu Uli lalu menghapus air mata kekasihnya yang tergenang dikedua kelopak matanya menggunakan kedua ibu jarinya.

“udah yah acara nangisnya” Indra. Lalu tersenyum menatap wajah Uli
Uli hanya mengangguk kemudian membalas senyum kekasihnya.

Beberapa saat setelah itu. Indra menarik tangan kanan kekasihnya dengan lembut lalu kemudian menariknya kebawah pohon

“kamu mau request lagu apa? Khusus malam ini aku nyanyiin deh. Satu album juga gak papa kok” gumam Indra kemudian mengambil gitarnya yang telah ia sandarkan dibatang pohon.

“serius nih? Satu album juga gak papa? Tantang Uli

“yaiyalah. Apa sih yang gak buat IN ku” jawab Indra enteng

“oke. Aku mau lagu *…*” . Uli.

Disaat Uli tengah sibuk menyebutkan lagu, tiba tiba Indra mengeluarkan kotak kecil yang berisi sepasang cincin dan memperlihatkan tepat di depan mata Uli.sontak Uli kaget

“apa nih Ndra?” Tanya Uli sambil mengerutkan keningnya

“ini buat KITA” ucap Indra lalu mengambil satu cincin dan kemudian memasangkan cincin itu dijari manis sebelah kanan Uli. Uli hanya tersenyum lalu kemudian menatap wajah kekasihnya dan tiba tiba cairan bening itu lagi mulai keluar dari mata Uli.

“Terimah kasih tuhan, kau telah mengirimkan dia untukku, laki laki yang bisa membuat hidupku lebih berarti, laki laki yang bisa buat aku merasa sangat sempurna, terimah kasih tuhan, aku bahagia”. Batin Uli.
Indra lagi lagi menarik tubuh Uli lalu kemudian membawa kedalam pelukannya.

“aku tidak sanggup mengatakan itu padanya tuhan, aku terlalu takut meninggalkannya. Tapi aku harus, maafin aku sayang”. Batin Indra.

“makasih Ndra. Makasih. Aku bahagia banget malam ini” Uli

“iya sayang” balas Indra senyum

Indra yang masih terlalu takut untuk merusak moment indah itu. Dia memilih untuk menunda mengatakannya kepada Uli.

“jangan sekarang Indra” gumam Indra dengan suara yang sangat pelan namun Uli masih mampu mendengarnya

“maksud kamu apa Ndra?” Tanya Uli yang melepaskan pelukannya dari Indra

“aahh ngga kok”. Jawab Indra sambil menggaruk jidatnya yang tidak gatal

“nyanyi lagi yuk” lanjut Indra yang berusaha merubah topiknya. Lalu Indra mengambil gitarnya kemudian berlalu meninggalkan Uli sendiri

“aku tau apa yang ada di pikiranmu tapi mungkin kamu masih terlalu takut untuk mengatkannya” gumam Uli dalam hati. Lalu kemudian menyusul ketempat Indra duduk.

Disana terlihat Uli duduk disamping Indra yang tengah asik memetik senar gitarnya.

Embun dipagi buta
Menebarkan bau basa
Detik demi detik ku hitung
Inikah saat ku pergi
Oh.. tuhan ku cinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkkan ku sakiti dia
Hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah untuk mencintai
Aku tak mudah mengaku ku cinta
Aku tak mudah mengatakan aku jatuh cinta
Senandungku hanya untuk cinta
Tirakatku hanya untuk engkau
Tiada dusta sumpah ku cinta sampai ku menutup mata
Cinta ku sampai ku menutup mata

Diakhir lagu Indra, disambut tepuk tangan Uli dengan wajah yang tampak bahagia. Namun Indra tidak meresponnya, dia hanya memandang kedepan. Tatapan yang tidak bisa dimengerti Uli, tepatnya tatapan Kosong ! . alis Uli tiba tiba mengerut melihat tingkah kekasihnya

“kamu kenapa Ndra? Kenapa kamu tiba tiba berubah gitu? aku punya salah? Bilang dong Ndra.jangan giniin aku”. Tanya Uli lirih

“kamu ngga salah kok. Aku yang salah. Maafin aku ” jawab Indra yang kemudian membalikkan badannya kearah Uli namun gitarnya masih berada dipangkuannya. Indra hanya menatap kekasihnya dan begitupun sebaliknya. Uli menatap Indra. Contact eyes lebih tepatnya ! seketika suasana menjadi hening. Lama mereka saling bertatapan, tiba tiba Indra menyimpan gitarnya lalu kemudian beralih memegang kedua tangan gadisnya itu

“kenapa sih Ndra?”. Tanya Uli yang memecah keheningan

“..” indra hanya bungkam dengan pertanyaan Uli

“jawab Ndra?” Tanya Uli sekali lagi. Namun Indra hanya membalas senyuman dari pertanyaan kekasihnya. Uli yang dibuat geram oleh Indra hanya mengendus kesal.

Indra masih saja menatap kekasihnya tanpa sepatah katapun yang terucap dibibirnya

*flashback on*

“iya. Indra itu bebas test di penerbangan di universitas yang ada di Jogja. jadi lo belum tau kalau dia mau lanjutin studynya disana? *Deg* gue yang ember atau Indra yang memang ga mau beri tahu lo sih. Bingung gue ! tapi lo jangan bilang sama Indra yah kalau gue bilang sama lo. Please~. Bisa berabe kalau gue katuhan embernya” ucap salah seorang teman cewek Uli yang ngasal nyerocos. Tapi Uli hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum aneh gak jelas antara kecewa dan bahagia. Bagaimana tidak, seorang yang dia cintai akan pergi meninggalkannya namun disisi lain dia juga bisa melihat Indranya sukses.

*Flashback off*

“aku tau Ndra. Aku tau maksud dari semua ini. Aku hanya masih terlalu takut membiarkanmu pergi, aku belum sanggup Ndra. Aku belum siap dengan semua itu. Tapi aku harus tetap membiarkanmu, cita citamu terlalu tinggi. Aku tidak mungkin menghalang langkah masa depanmu. Mungkin ini terakhir tapi sumpah aku bahagia. Thanks darl. Aku ga bakalan lupain ini. This is special moment for me. Aku ga boleh kelihatan sedih. Aku harus tetap kelihatan bahagia didepanmu”. lirih Uli dalam hati

Ternyata Uli sudah mengetahui semua, dia hanya berpura pura tidak tahu. Dia menutupi kesedihannya dengan senyuman. tapi itu Senyuman palsu ! Duh, kasihan banget yah Uli, gue aja yang ditinggal 5 menit kaya mau mati. Hehe berlebihan yah (?) tapi begitulah kenyataannya :p

Masih suasana seperti tadi, Indra yang masih menatap Uli, memandang wajah kekasih yang sangat ia cintai itu. Namun Indra masih saja belum bisa mengatakan kepada Uli kalau besok dia akan pergi meninggalkannya. Namun Uli tiba tiba memeluk Indra, memeluk dengan sangat erat . lalu Indra membalas pelukannya tanpa ada celah sedikit pun tersisa

“aku tau Ndra kamu lakuin semua ini untuk aku. Ini terakhirkan?” Tanya Uli dengan suaranya yang terdengar bergetar

“maksud kamu apa?” Tanya Indra yang kelihatan kebingungan lalu kemudian melepas pelukannya tapi dia beralih memegang kedua bahu Uli

“kamu mau pergikan? Aku sudah tau Ndra. Kenapa kamu sembunyiin semua itu ke aku? Aku ga boleh tau yah? Atau aku udah gak penting lagi jadi kamu ga mau ngasih tau? Aku ga pernah nyembunyiin sesuatu ke kamu Ndra. Udah lama aku tahu semuanya tapi aku pura pura ga tau karena aku nunggu kamu yang bilang langsung ke aku. Tapi tetap aja kamu ga mau bilang. Kok kamu gitu banget sih Ndra? Tanya Uli sambil menatap Indra yang sedari tadi hanya meresapi kata demi kata yang di ucapkan Uli. Indra hanya diam, dia tidak tau harus berkata kata apa lagi

“jawab Ndra? Jawab? Jangan diam aja. Kamu mau pergi besokkan? Hiks. Dikedua kelopak mata Uli kini terlihat air mata yang akan keluar namun dia menghapusnya dengan cepat. Dia tidak ingin Indra melihatnya.
Indra yang dari tadi hanya diam, kini lagi lagi dan lagi dia menarik dan menenggelamkan kepala kekasihnya didadanya. Uli sempat memberontak dengan perlakuan Indra namun hasilnya nihil. Kekuatan Indra lebih besar dibanding dia. Indra yang menyadari penolakan Uli mulai tidak berarti lagi, dia kemudian mengelus lembut kepala Uli.

“maaf maaf maaf.” Cuman kata itu yang Indra bisa katakan. Namun dengan mendengar ucapan Indra, air mata Uli yang ditahannya sedari tadi kini
berlomba-lomba keluar. Tangisan Uli pecah. Dia sudah tak mampu menahannya. Dia tidak bisa berpura pura lagi.

“maafkan aku. Aku ga bermaksud nyembunyiin ini dari kamu. aku hanya terlalu takut mengatakannya. Aku ga siap bilang semua ini ke kamu. aku tau aku salah, maaf ! tapi sumpah aku ga sanggup. aku takut Uli, takut ! marah sama aku jika ini bisa membuatmu maafin kamu. aku memang yang salah. Aku sadar. Aku punya alasan tidak mengatakan semua ini ke kamu”. ucapan Indra terhenti karena Uli lagi lagi memberontak dipelukan Indra.

“tapi kenapa kamu ga jujur sama aku Ndra? Kenapa? Hiks” tangisan Uli semakin menjadi jadi. Dia memukul dada Indra. Namun Indra segera merangkulnya dengan sangat erat.

“maafin aku. Aku yang salah. Maaf maaf maaf maaf”. Suara Indra terdengar parau, Dia sudah tak mampu berkata kata lagi. Sekarang dia memilih diam dan memeluk kekasihya itu.

“jangan egois Uli. Dia punya alasan untuk tidak mengatakan semuanya. Relakan dia pergi. Jangan seperti ini. Dia pergi untuk cita citanya bukan untuk yang lain. Kamu harus kuat. Dia pergi cuman sementara. Senyum didepannya. Bahagia didepannya. Hapus air mata itu. Pura pura kalau kamu bisa tanpa dia”. Isak Uli dalam hati yang seakan menguatkan dirinya. Lalu dia menghapus air matanya , melepas pelukannya dari Indra dan berusaha untuk terlihat bahagia.

“aku ga marah sama kamu. aku hanya kecewa. Ucap Uli lalu menarik nafas dan mengeluarkan dengan kasar.

“ Lihat aku Ndra, aku bahagia.Bahagia banget. Itu cita cita kamu kan? Maaf kalau tadi aku seperti itu. Aku hanya tidak ingin kamu nyembunyiin sesuatu ke aku, apa pun itu. Kejar cita citamu Ndra. Buat mereka bangga. Buat aku juga bangga Ndra. Buat aku untuk takut kehilanganmu. Buat aku untuk jadi orang yang paling sempurna karena memiliki kamu”. dusta Uli dengan senyuman yang menutupi kesedihannya dan tanpa air mata lagi. Tapi ingat itu senyuman palsu readers. Mana ada cewek yang rela ditinggalin sama orang yang dicintai. Kebanyakan sih ceweknya ambil tali terus gantung diri deh atau mungkin Menuhin tuh rumah sakit jiwa ..hehehe peace :D

Indra yang mendengar semua penuturan Uli terlihat bingung. Dia hanya terus memandang kekasihnya tanpa sepatah katapun

“senyumanmu terlihat beda, bibirmu bisa bohong tapi tidak untuk matamu. aku tau kamu tidak bahagia, kamu hanya menutupinya, aku tau yang kamu rasa sekarang, aku tau sakit yang kamu tahan, maafkan aku sayang, aku yang salah, maaf udah nyakitin kamu, maaf udah buat kamu nangis karena aku”. Lirih Indra dalam hati

“kamu bahagia? Kamu ga takut kehilangan aku? Kamu tidak nahan aku buat pergi? Aku pergi jauh dan mungkin dalam waktu yang lama, apa kamu bisa?” Tanya Indra sambil menatap Uli sendu. Namun Uli memilih menunduk, dia tak mampu menatap mata Indra. Sedetik kemudian Uli mendongkakkan  kepalanya, melihat Indra. Dia tersenyum simpul dalam keadaan suasana menahan air matanya keluar.

“aku bisa Ndra, kamu tenang aja, aku ikhlas kamu pergi, ini juga cuma sementara, aku ga ada hak buat ngelarang kamu demi kebaikan, raih cita citamu, aku tetap disini menunggumu. Aku sadar, Ini memang waktunya kita dipisahkan oleh jarak, aku yakin kita bisa melewati masa ini, kembali kesini jika kamu sukses meraih keinginanmu. Janji sama aku, tepat 3 tahun yang akan datang, temui aku ditempat ini, disini Ndra, aku menunggumu”. Ucap Uli yang seakan-akan terlihat lebih tegar. Indra tersenyum dan memangut-mangut lalu memegang erat tangan kekasih yang sangat ia cintai

“aku janji. aku ga akan ngecewain kamu, tunggu aku kambali. Aku akan buktiin sama kamu dan aku mohon cincin itu jangan pernah kamu lepas apapun alasannya”. gumam Indra yang kemudian mengangkat tangan kanannya ke dada Uli

“aku mohon, jaga hati ini selama aku pergi” pinta Indra yang kemudian memindahkan tangannya kedadanya

“dan hati ini hanya untuk kamu. hanya ada namamu terukir di sini.aku mencintaimu lebih dari yang kamu tau”. Sambung Indra. Uli tersenyum mendengar semua yang dikatakan Indra.

“itu pasti Ndra” Uli

“love you sayang” ucap Indra lalu menarik kepala Uli dengan lembut kemudian mengecup keningnya dengan lembut

“love you too” balas Uli sambil memejamkan matanya. mungkin Uli tengah merasakan kenyamanan yang mungkin ini untuk trakhir kalinya
Lama mereka melakukan adegan itu. Namun Uli yang sadar bahwa sekarang sudah Pukul 21.47, dia meminta Indra untuk mengantarnya pulang. Di dalam mobil posisi masih seperti tadi, Uli duduk disamping Indra sedang Indra mengemudi mobil. Tak ada percakapan diantara mereka. Sesekali Indra memperhatikan Uli namun Uli hanya memandang keluar melihat kendaraan disebelah kirinya dan itu membuat Indra tidak bisa melihat wajah Uli. Bahu Uli terlihat naik turun dan itu tampak jelas kalau Uli sedang menangis.

“maafin aku sudah buatmu nangis, maafin aku yang milih tinggalin kamu, maafin aku yang akan hanya bisa menjagamu dari jauh, maafin aku sudah buatmu begini, maafin aku ngecewain kamu, maaf aku sudah tidak jujur, maaf sayang !.  Tuhan aku mohon hentikan air matanya, aku sakit melihatnya. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi, ku mohon jagakan dia untukku” lirih Indra dalam hatinya. Kemudian kembali fokus mengendarai mobilnya mengantar Uli sampai kerumahnya

Bersambung~


ini ilustrasi Indra dan Uliini ilustr

Tidak ada komentar: