Assalamu'alaikum.. Annyeong Haseo..!! Welcome to My Blog.. Jeoneun Aulia Imnida.. Aku hanyalah seorang gadis biasa. yah, gadis biasa! biasa gak nangis, biasa gak marah, biasa gak makan, biasa gak mandi, dan masih banyak biasa-biasa lainnya! haha

Sabtu, 28 September 2013

Heart


BAGIAN 1


MASA KECIL
Basket
Sore di Jakarta. Langit mendung tapi tidak ada tetesan air yang turun dalam bentuk hujan. Dua orang anak kecil berumuran 10 tahun berlarian berebut bola. Keduannya berambut pendek. Yang sedang memegang bola, seorang anak perempuan tomboy bernama rachel. Yang berusaha merebut, seorang anak laki-laki bernama farel.
“ Huuuu, mana.. katanya jagoan. Main basket kok kalah terus, sih, dari gue?”
“gue sengaja ngalah kok.”
Rachel menjulurkan lidah. Hooop! Bola yang diarahkan Rachel masuk ke dalam ring yang dipaku pada pohon besar.
“ Yay!! Masuk lagi!” rachel mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. “ Jadi berapa skornya? 18 – 0, ya?”
Farel lalu mengambil bola basket. Ia memantulkan ke tanah cemberut.
“Lo belum tau, sih, siapa nama panjang gue, farel jordan!
“hahaha.. ngaku-ngaku sodaranya Michael Jordan lagi. Kalah sih, kalah aja. Emang susah, ya, ngaku?” rachel menjulurkan lidah.
Farel terus mendribel bola sambil mencari posisi untuk memasukkannya ke ring. Sial, lagi-lagi Rachel secepat kilat merebut. Farel berusaha menutupi kekesalan. Bola kembali masuk dalam ring.
“ Gimana Farel Jordan? Masih mau main?”
“ Udah gue bilang, gue sengaja ngalah tadi. Tapi, ya udah, deh, sekarang gue main serius.”
Rachel tertawa. Ia melemparkan bola pada farel.
Farel mengatur nafas. Harus masuk! Harus masuk! Ujarnya dalam hati. Masa sih, kalah sama Rachel. Perempuan tomboy itu seperti tidak kehabisan energi. Ia menghalang-halangi pandangan farel dengan menyilangkan tangan di udara.
Farel berusaha mengoceh, tapi sayang, usaha itu sia-sia. Rachel seperti cenayang. Bisa membaca fikiran Farel. Bola kembali dikuasai Rachel.
“Huh!”
Farel berpikir keras. Ia tidak boleh membiarkan Rachel memasukkan bola. Diam-diam, Farel merenggut pinggng Rachel dari belakang. Rachel jatuh. Bola menggelinding ke tanah. Rachel dengan cepat mengambil.
“Farel curaaaangg!” protes Rachel.
“Hahaha..”
Langit semakin gelap. Rintik air pelan-pelan menembus tanah.
Farel mendribel bola pelan-pelan. “udahan, ah! Gerimis nih.”
“Tuh, kan.. udah curang sekarang malah ngajak udahan.”
“Malas main basket kalo ujan gini. Ntar dimarahin mama. Baju kotor.”
“ Bilang aja lu capek!”
“Lagian kalo main basket lagi ujan gini, kan bisa bikin sakit. Gue, sih, justru kasian sama lo, ntar sakit... gue, deh yang disalahin.”
Rachel tertawa. “ Mana pernah, gue sakit? Elu tuh, yang dikit-dikit nggak masuk kelas gara-gara sakit.”
Rintik hujan lama-lama berubah menjadi besar. Suara petir menyambar membuat Rachel berlari menjauhi Farel yang sedang menembakkan bola ke dalam ring. Masuk.
“ Yay!”
Sepi.
Farel membalikkan tubuh. Rachel tidk ada di belakangnya. Ia malah berlindung di bawah pohon. Farel meraih bola lalu berlari menghampiri Rachel.
“ Liat nggak tadi bolanya masuk?”
“Nggak!”
“Tuh, kan.. yang curang itu siapa coba. Giliran gue yang mainnnya serius dan bola masuk, lo nggak liat..”
“Hahaha.”
“Eh! Malah ketawa lagi.”
“Udah deh, lu nggak bakalan menang dari gue.”
“Enak ajah!”

Tidak ada komentar: